Rabu, 28 Maret 2012

Wahai Ukhti : Nasehat Untuk Annisa

Ukhti Muslimah .................

1. Jauhilah olehmu banyak bicara (yang tidak bermanfaat) dan jagalah lisanmu dari cerewet.

Sesungguhnya Allah berfirman:

"Tiada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia." (An-Nisa':114)

Ketahuilah bahwa di sana ada orang yang menghisab pembicaraanmu dan menghitungnya atasmu. Ringkaslah pembicaranmu, dan bicaralah sebatas maksud dan tujuanmu!

2. Bacalah Al-Qur'an Al-Kariem, dan berusahalah agar ia menjadi wirid harianmu, juga berusahalah untuk menghafalkannya sesuai dengan kemampuanmu, agar engkau memperoleh pahala yang besar kelak di hari kiamat.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amir Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam beliau bersabda:

"Kelak (di hari kiamat) akan dikatakan kepada pembaca al-qur'an, bacalah, pelan-pelanlah dan tartilah (dalam membacanya) sebagaimana kamu mentartilkannya ketika di dunia, sesungguhnya tempat dan kedudukanmu ada pada akhir ayat yang kamu baca." (Hadits Shahih, Tirmidzi, 1329)

3. Tidak baik jika kamu membicarakan semua pembicaraan yang telah kamu dengar, sebab yang demikian itu memberi peluang kepadamu untuk jatuh dalam lubang kebohongan.

Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu meiwayatkan, sesungguhnya Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Cukuplah seorang dianggap sebagai pembohong, jika dia membicarakan semua apa yang telah didengarnya." (Muslim dalam Mukaddimahnya, hadits No:5)

4. Jauhilah sifat sombong dan bangga diri dengan sesuatu yang bukan milikmu karena untuk pamer dan menyombongkan diri di depan manusia.

Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha bahwa ada seorang perempuan yang berkata: wahai Rasulullah, aku katakan bahwa suamiku telah memberiku sesuatu yang tidak pernah diberikan kepadaku. Kemudian Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Orang yang merasa kenyang dengan sesuatu yang tidak diberikan kepadanya sebagaimana orang yang memakai pakaian kepalsuan." (Muttafaq Alaih)

5. Sesungguhnya dzikir kepada Allah memiliki pengaruh yang agung bagi kehidupan ruh, jiwa, badan, dan sosial seorang muslim.

Oleh karena itu wahai ukhti muslimah berusahalah berdzikir kepada Allah dalam setiap saat dan keadaan, sesungguhnya Allah telah memuji hamba-hamba-Nya yang ikhlas kepada-Nya, firman-Nya:

"Yaitu orang-orang yang mengingat (dzikir) Allah sambil berdiri, atau duduk atau dalam keadaan berbaring." (Ali Imran:191)

6. Jika engkau hendak berbicara janganlah engkau agung-agungkan, jangan engkau fasih-fasihkan, dan jangan pula engkau buat-buat, sebab yang demikian itu adalah sifat yang dibenci oleh Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam

Beliau bersabda:

"Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya kelak di hari kiamat ialah mereka yang suka bicara (yang tidak berfaedah), dan yang suka mengada-adakan pembicaraannya, dan para Mutafaihiqun (orang yang mengagung-agungkan pembicaraan bohong)". (Hadits Shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi, 1642)

7. Hendaklah engkau berteladan kepada Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam , yang senantiasa lebih banyak diam dan berfikir, tidak memperbanyak tertawa apalagi berlebih-lebihan di dalamnya.

Jika kamu berbicara, maka batasilah pembicaraanmu hanya yang baik-baik saja, jika kamu tidak bisa maka diam itu lebih baik bagimu. Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia mengatakan yang baik atau lebih baik diam." (Bukhari)

8. Janganlah sekali-kali memutus pembicaraan orang lain atau membantahnya atau menampakkan pelecehan terhadapnya, tetapi jadilah pendengar yang baik yang mendengarkan pembicaraan orang lain dengan sopan (sebagai tanda budi baikmu), dan jika engkau terpaksa membantah ucapan mereka bantahlah dengan cara yang lebih baik (untuk menampakkan kepribadianmu).

9. Waspadalah sepenuhnya dengan sikap mengejek dan merendahkan dialek pembicaraan orang lain, seperti terhadap orang yang kurang lancar bicaranya atau terhadap mereka yang berbicara dengan tersendat-sendat.

Allah berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita (yang diolok-olokkan) lebih baik dari wanita (mengolok-olok)." (Al-Hujurat:11)

10. Jika engkau mendengar bacaan Al-Qur'an al-Karim, maka hentikan pembicaraanmu apapun masalah yang sedang engkau bicarakan, karena menghormati terhadap kalamullah,

dan untuk mengindah perintah-Nya yang mana Dia telah berfirman:

"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan baik (tenang) agar kamu mendapat rahmat." (Al-'Araf:204)

11. Senantiasa menimbang kata-kata (ucapanmu) sebelum diucapkan oleh lisanmu, dan berusahlah agar kalimat yang terucap oleh lisanmu adalah kalimat yang baik dan menyejukkan tetap dalam kerangka jalan kebaikan, jauh dari keburukan dan sesuatu yang menghantarkan kepada murka Allah. Sesungguhnya kata-kata itu memiliki tanggung jawab yang besar, sudah berapa banyak kata-kata yang memasukan pengucapnya ke dalam surga, sebaliknya sudah berapa banyak kata-kata yang menenggelamkan pengucapnya ke lembah Jahannam.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu dari Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam beliau bersabda: 

"Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan sebuah pembicaraan yang mengandung ridla Allah, seakan-akan manusia tidak peduli dengannya maka Allah akan mengangkatnya dengannya beberapa derajat, dan seorang hamba berbicara dengan suatu yang dimurkai Allah, seakan-akan manusia tidak peduli dengannya maka Allah menceburkannya karenanya ke dalam lembah Jahannam." (HR. Bukhari,6478)

12. Pergunakanlah lisanmu untuk beramar ma'ruf dan nahyi munkar serta untuk berdakwah kepada kebaikan, karena lisan adalah nikmat Allah yang agung yang telah dikaruniakan kepadamu.

Allah berfirman:

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia." (An-Nisa':114)

sumber : voa-islam.com
Read More.....

Bidadari dan Bidadara

“Ganjaran yang disediakan di sisi Alloh untuk orang yang mati syahid: Diampuni dosa-dosanya sejak tetes pertama darahnya; diperlihatkan tempatnya di surga dan dijauhkan dari siksa kubur; diamankan dari guncangan yang dahsyat; diletakkan di atas kepalanya mahkota dari permata yaqut yang lebih baik dari dunia dan segala yang ada di dalamnya; dinikahkan dengan 72 bidadari; memberikan syafaat bagi 70 orang kerabatnya.” (HR. Ahmad, At Turmudzi – hadis hasan, dan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih).

Di antara sekian ganjaran yang Alloh swt janjikan bagi kaum beriman adalah mendapatkan bidadari surga (huurun ‘ien). Banyak ayat dan hadits yang melukiskan sosok bidadari.

”Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik” (QS. Ar Rahmaan: 70)
Bidadari-bidadari tersebut sangat baik akhlaknya dan sangat cantik wajahnya. Mereka selalu sopan terhadap suaminya.

“Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya” (QS. Ash Shaaffaat: 48). “
(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.” (QS. Ar Rahmaan: 72). Mereka menundukkan pandangannya dari melihat pria selain suaminya dan mereka menundukkan kakinya dari keluar rumah.

Nabi saw bersabda: ”Sesungguhnya pergi di jalan Alloh pada pagi hari atau sore hari adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya. Sungguh busur panah salah seorang dari kalian di surga lebih baik daripada dunia dan seisinya. Kalau seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi aroma yang harum semerbak. Sungguh kerudung seorang wanita surga lebih baik daripada dunia dan seisinya” (HR Bukhari).

Adakah Bidadara bagi Perempuan Penghuni Surga?

Syaikh Abdullah bin Jibrin ditanya mengenai ayat Al Quran yang banyak memberi kabar gembira bagi mukminin dengan balasan bidadari, sementara tidak disebutkan bidadara bagi mukminat.

Syaikh Abdullah bin Jibrin menjawab: “Kenikmatan Surga sifatnya umum untuk laki-laki dan perempuan. Alloh berfirman: ‘Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki ataupun perempuan’ (QS. Ali-Imran: 195). Ayat serupa terdapat pula pada QS. An-Nahl: 97, An-Nisa’: 124, dan Al-Ahzab: 35.

Alloh menyebutkan bahwa wanita akan diciptakan ulang. ‘Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan’ (QS. Al-Waqi’ah: 35-36). Maksudnya mengulangi penciptaan wanita-wanita dunia dan menjadikan mereka perawan kembali, yang tua kembali muda. Telah disebutkan dalam hadits bahwa wanita dunia mempunyai kelebihan atas bidadari karena ibadah dan ketaatan mereka. Para wanita yang beriman masuk Surga sebagaimana kaum lelaki. Jika wanita pernah menikah beberapa kali, dan ia masuk Surga bersama mereka, ia diberi hak untuk memilih salah satu di antara mereka, maka ia memilih yang paling baik diantara mereka.” (Dinukil dari Fatawal Mar’ah 1/13, yang dikutip dalam Al-Fatawa Al-Jami’ah lil Mar’atil Muslimah, edisi bahasa Indonesia “Fatwa-fatwa tentang wanita”).

Syaikh Muhammad al-’Utsaymin ditanya tentang perempuan shalihah yang belum pernah menikah di dunia atau ia menikah namun suaminya tidak masuk surga, lalu dengan siapa perempuan shalihah tersebut menikah di surga nanti?

Beliau menjawab, “Jawaban atas pertanyaan ini dapat diambil dari keumuman firman Alloh Ta’ala: ‘… Dan bagi kamu di dalamnya (akhirat) apa yang kamu inginkan dan bagi kamu (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.’ (QS. Fushshilat: 31). Juga dalam QS. Az-Zukhruf: 71.

Maka niscaya perempuan shalihah tersebut akan mendapati bahwa di surga ada pria-pria (yang siap menikah), yang mana pria-pria (dunia yang masuk surga) tersebut memiliki istri-istri dari kalangan bidadari dan wanita-wanita dunia. Maka perempuan shalihah tadi, apabila ia ingin menikah maka ia pasti akan mendapatkan apa yang ia inginkan tersebut.” [Fatawa al-'Aqidah, hal. 312].

Beliau juga berkata, “… hanya disebutkan istri-istri bagi para lelaki di surga dan tidak disebutkan suami-suami bagi para wanita, bukan berarti para wanita tersebut tidak memiliki suami (di surga). Wanita-wanita tersebut tetap memiliki suami, yaitu lelaki dari kalangan anak Adam (lelaki dunia yang masuk surga).” [Fatawa al-'Aqidah, hal. 313].

Bagi laki-laki dan perempuan beriman yang ditakdirkan tidak menikah di dunia, maka mereka akan memperoleh suami/istri dari laki-laki dan perempuan dunia yang masuk ke surga. Karena di dalam surga tidak ada yang melajang.

”Sesungguhnya rombongan yang pertama masuk surga, wajahnya seperti rembulan saat purnama. Rombongan berikutnya, wajahnya bercahaya seperti bintang-bintang yang kemilau di langit. Setiap orang dari mereka mempunyai dua istri di mana sumsum tulang betisnya bisa dilihat dari luar. Di surga tidak ada yang melajang.” (HR Bukhari dan Muslim). Lelaki dunia penghuni surga memiliki dua jenis istri: yaitu perempuan dunia yang masuk surga, dan bidadari surga.
Perempuan Dunia yang Masuk Surga Lebih Utama daripada Bidadari

Sifat dan keindahan bidadari surga akan melekat pula pada perempuan-perempuan shalihah yang memasuki surga.

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waaqi’ah: 35-37).

Ibnu Abbas berkata, “Wanita-wanita yang dimaksud adalah wanita-wanita dunia yang (diantaranya ada yang) tua dan beruban.” Qatadah dan Sa’id bin Jubair berkata, “Mereka diciptakan sebagai makhluk baru yang belum pernah ada sebelumnya”. Tafsir ini diperkuat hadits Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Wanita-wanita surga adalah wanita-wanita kalian yang dulunya sudah kabur penglihatannya dan kotor bulu alisnya” (HR. Ats Tsauri).

Apabila perempuan masuk surga, maka Alloh akan mengembalikan usia muda dan kegadisannya.

Seorang wanita tua datang kepada Nabi Muhammad saw meminta didoakan agar masuk surga. Nabi menjawabnya dengan sedikit bergurau: “Sesungguhnya tidak ada wanita tua yang masuk surga.” Kemudian terdengar wanita tua itu menangis, lantas beliau saw bersabda, “Beritahu wanita itu, bahwa dia tidak akan memasuki surga dalam keadaan tua. Saat itu adalah hari muda.” Lalu beliau saw membacakan Al Waaqi’ah: 35-37. (HR. At-Tirmidzi, Al-Baihaqi, dan Ath-Thabrani).

Ibnu Qayyim Al Jauzi berkata bahwa proses penciptaan langsung di surga (tanpa mengalami proses kelahiran) dalam surat Al-Waqi’aah ayat 35, terjadi pada dua jenis wanita penghuni surga, yaitu: bidadari-bidadari surga dan wanita-wanita dunia yang masuk surga. (Tamasya ke Surga. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Darul Falah: 2000 M).

Perempuan dunia yang masuk surga lebih mulia daripada para bidadari.

Ibnu Katsir saat membahas surat Al Waaqi’ah mengangkat hadits dari Abul Qasim ath Thabrani yang meriwayatkan bahwa Ummu Salamah berkata, “Aku bertanya kepada Rasululloh saw, ‘Terangkan padaku tentang firman Alloh: uruban atrooban.’ Rasululloh menjawab, ‘Mereka adalah perempuan-perempuan dunia, meskipun ketika wafat dalam keadaan tua renta, namun Alloh swt menjadikan mereka perawan-perawan yang lemah lembut, muda dan sebaya, serta besar rasa cintanya.’ Aku bertanya, ‘Ya Rasululloh, siapa yang lebih utama antara perempuan dunia dan bidadari surga?’ Rasululloh menjawab, ‘perempuan-perempuan dunia (yang beriman) lebih utama dari bidadari surga seperti keutamaan yang tampak dari yang tidak tampak, hal itu karena ibadah dan ketaatan mereka di dunia, Alloh swt akan mengenakan cahaya pada mereka, mereka kekal dan dalam keridhoan.’ Aku bertanya lagi, ‘Ya Rasululloh, ada salah seorang dari kami menikah sampai empat kali. Jika dia masuk surga dan keempat suaminya pun masuk surga, maka siapakah nanti yang akan menjadi pasangannya?’ Rasululloh saw menjawab, ‘Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu diapun memilih siapa di antara mereka yang paling baik akhlaqnya. Lalu dia berkata, “Rabbi, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya” … ‘Wahai Ummu Salamah, akhlaq yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir dalam pembahasan surat Al-Waqi’aah).

Itulah mengapa para ulama menyatakan tidak ada bidadari lelaki (bidadara) di surga, karena perempuan-perempuan dunia yang masuk surga akan menikahi laki-laki dunia yang masuk surga. Sebagaimana Ibnu Katsir saat membahas surat At Tahriim menyebutkan hadits Bukhari dan Muslim mengenai kesempurnaan Asiah istri Firaun, Maryam binti Imron, dan Khadijah binti Khuwailid. Ibnu Katsir juga mengangkat hadits lain bahwa Asiah istri Firaun dan Maryam binti Imron akan menjadi istri Rasululloh saw di surga bersama perempuan-perempuan yang menjadi istri Rasululloh di dunia. Sedangkan bidadari-bidadari surga pada dasarnya hanyalah selir, dayang dan pelayan. Sementara perempuan-perempuan dunia yang masuk surga yang akan menjadi permaisuri, ratu dan istri utama dari laki-laki dunia yang masuk surga, mereka lebih cantik, saleh, dan berakhlak mulia.

Imam Al-Qurthuby dalam kitab tafsirnya menyebutkan beberapa atsar bahwa wanita dunia saat berada di surga akan jauh lebih cantik melebihi bidadari-bidadari surga, ini karena kesungguhan mereka dalam beribadah kepada Alloh swt (Lihat Tafsir Al-Qurthuby).

Mencari Bidadari Dunia dan Akhirat

“Pada kemaluan isteri kalian ada sedekah.” Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah ketika kami menyalurkan syahwat kepada isteri akan mendapat pahala?” Rasulullah menjawab, “Jika kamu menyalurkan pada yang haram, apakah terdapat dosa?” Sahabat menjawab, “Tentu.” Rasulullah berkata, “Demikian pula halnya jika menyalurkan pada yang halal, dia mendapat pahala.” (HR. Muslim). Ibnu Hajar dalam kitab Fath al-Bari (Syarah Shahih Bukhari) berkata, “Imam Bukhari menujukan Bab man thalab al-walad li al-Jihad agar dalam melakukan hubungan intim hendaknya diiringi niat untuk mendapatkan anak yang berjuang di jalan Alloh sehingga ia mendapatkan pahala kendati tidak terwujud.”

Surga akhirat dapat dicapai dengan surga dunia, yaitu dengan menemukan istri shalihah yang memberikan surga dunia sekaligus mengantarkan pada surga akhirat.

“Jika seorang hamba menikah maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya, dan bertakwalah kepada Alloh terhadap separuh sisanya.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Ausath dan Baihaqi dalam Asy-Sya’b, hadits hasan menurut Al-Albani dalam Shahih al-Jami’). “Barangsiapa yang diberikan Alloh isteri yang shalihah, maka itu dapat membantunya terhadap separuh ajaran agamanya. Maka bertakwalah kepada Alloh terhadap separuh yang lain.” (HR. Hakim).

Istri shalihah akan menjadi bidadari akhirat karena ketakwaannya (pada Alloh swt) dan ketaatannya (pada suami). “Apabila wanita melaksanakan (kewajiban) sholat lima waktunya, puasa (Ramadhan), menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia masuk surga” (HR. Ahmad dan lainnya).

Seorang wanita datang pada Rasululloh saw lalu berkata: “Aku adalah utusan para wanita kepada engkau untuk bertanya, jihad telah diwajibkan Alloh bagi kaum lelaki (dengan pahalanya yang sangat besar) … , lalu bagaimana dengan pahala kami kaum wanita?” Nabi saw menjawab, “Sampaikanlah pada para wanita bahwa taat kepada suami dan mengakui haknya itu sama dengan jihad di jalan Alloh, dan sedikit sekali diantara kamu yang melakukannya” (HR. Al Bazzar dan Thabrani). “Jika suami memanggil isterinya ke tempat tidur lalu ia enggan mendatanginya sehingga suami marah, maka malaikat akan mengutuknya hingga pagi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Demikianlah seorang wanita shalihah mampu membuat cemburu para bidadari karena perjuangannya di dunia.

“Wanita adalah rais (pemimpin/pengelola) dalam rumah suaminya dan bertanggungjawab atas pengelolaannya” (HR. Bukhari dan Muslim). Asma binti Abu Bakar berkata: “Ketika Zubeir menikah denganku ia tidak mempunyai harta atau sesuatu yang lain kecuali kuda dan unta, maka akulah yang memberi makan, merawatnya, menumbukkan biji kurma untuk untanya, memberi minum, menjahit timbanya, membuat adonan tepung, dan aku membawa biji kurma di atas kepalaku sejauh sepertiga farsakh (sekitar satu jam perjalanan kaki) sehingga Abu Bakar pernah mengirimkan seorang khadim. Maka mengurus kuda adalah menjadi tugasku … ” (HR. Bukhari).

Namun tetap ada batasan ketaatan istri terhadap suami. “Tidak boleh taat kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Khaliq (Alloh)” (HR. Ahmad dan Hakim).

Agar Menjadi Lelaki Penghuni Surga

“Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau ridha akan agama dan akhlaqnya, maka nikahkanlah (putrimu) dengannya, jika kamu tidak menerima (lamarannya) niscaya terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Merugilah orang tua atau perempuan yang mengejar lelaki hanya karena kekayaan atau penampilannya. Suami idaman (calon penghuni surga) ialah yang berkarakter kokoh, pemahaman agama yang baik untuk membimbing keluarganya, dan berakhlak mulia sehingga tidak menyakiti istrinya ketika sedang marah.

“Mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya” (HR. Turmudzi). “Takutlah kepada Alloh dalam (memperlakukan) wanita karena kamu mengambil mereka dengan amanat Alloh, dan engkau halalkan kemaluan mereka dengan kalimat Alloh. Dan kewajibanmu adalah memberi nafkah dan pakaian kepada mereka dengan baik” (HR. Muslim).

Suami ideal, yang menjadi pendamping perempuan penghuni surga, adalah suami yang membimbing dan menafkahi istrinya.

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Alloh telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An Nisaa’: 34).

“Apa yang kamu nafkahkan terhadap keluargamu, maka kamu mendapatkan pahala atasnya sekalipun (kamu miskin sehingga) yang dimakan isterimu hanya satu suap.” (HR. Muttafaq alaih). “Satu Dinar yang kamu nafkahkan pada jalan Alloh, satu Dinar yang kamu nafkahkan kepada budak, satu Dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin, satu Dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka pahala yang paling besar adalah apa yang kamu nafkahkan terhadap keluargamu.” (HR. Muslim dan Ahmad).

Suami tersebut harus memiliki ghirah dan tidak memberi peluang terjadinya fitnah pada istri.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS. At Tahrim: 6). Nabi saw bersabda: “Janganlah kalian (lelaki) masuk ke tempat wanita.” Sahabat bertanya, “Bagaimana kalau saudara ipar?” Nabi menjawab, “ipar itu maut (berbahaya)” (HR. Bukhari).

Suami pun harus berdiskusi dengan istri dalam proses pengambilan keputusan. “Bermusyawarahlah dengan wanita (istri) dalam urusan lamaran anak mereka” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Suami juga harus memberikan kesempatan untuk istri berceria dan beraktualisasi. Istri dapat jenuh karena terus menerus berada di rumah, karena itu para suami harus dapat memberi hiburan dan rekreasi bagi istrinya. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bila hendak safar, beliau mengundi di antara para istrinya, siapa yang akan diajak dalam safar tersebut.

Dan yang tak ketinggalan ialah suami pun harus dapat membantu pekerjaan istrinya.

Aisyah pernah ditanya apa yang dilakukan Nabi saw di rumah, Aisyah berkata, “Adalah Nabi saw membantu pekerjaan istrinya, menyapu rumahnya, menambal pakaiannya, menjahit sandalnya, dan memerah kambingnya, maka apabila tiba waktu sholat ia pergi melakukan sholat” (HR. Bukhari).

Cinta Sejati: Suami-Isteri Dunia dan Akhirat

Alloh swt berfirman, “Surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang saleh dari orangtuanya, isteri-isterinya dan anak cucunya.” (QS. Ar-Ra’d: 23). ”Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan.” (QS. Az-Zukhruf: 70).

Alloh swt berfirman (dalam hadits qudsi), “Kecintaanku terwujud kepada dua orang yang saling mencintai karenaku.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, dan Hakim dari Ubadah bin Shamit dan dishahihkan al-Albani dalam kitab Shahih al-Jami’). Alloh juga berfirman (dalam hadits qudsi), “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena kemuliaan-Ku. Hari ini (di Padang Mahsyar) Aku memberikan naungan-Ku kepada mereka, pada hari ketika tidak ada naungan selain naungan-Ku.” (HR. Muslim).

Jika tingkat keimanan antara suami dan istri tidak sama maka mereka tidak dapat bersanding karena berada di level surga yang berbeda. Ibnu Katsir dalam tafsir surat Al Haaqqah menyebutkan hadits shahih dari Ibnu Abi Hatim bahwa penduduk surga tingkat yang atas dapat mengunjungi penduduk surga di tingkat bawahnya namun penduduk surga tingkat yang bawah tidak dapat mengunjungi penduduk surga di tingkat atasnya.

Maka cinta sejati diperoleh dengan kerjasama dalam urusan dunia dan akhirat, sehingga berada dalam keimanan yang sama.

Nabi saw bersabda: “Semoga Alloh memberikan rahmat kepada seseorang yang bangun malam kemudian sholat dan membangunkan istrinya lalu ia pun sholat, jika istri enggan ia percikkan air dimukanya. Dan semoga Alloh swt memberikan rahmat kepada istri yang bangun malam kemudian sholat dan membangunkan suaminya lalu ia pun sholat, jika suami enggan ia percikkan air dimukanya” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Para istri generasi salaf biasa berkata pada suaminya: “Takutlah pada Alloh, janganlah engkau mencari rizki yang haram karena kami mampu menahan lapar, tetapi kami tak akan mampu menahan siksa neraka.” (Pengantin Islam. Abdullah Nashih Ulwan. Al Ishlahy Press. 1993: Jakarta).

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Alloh menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An Nisaa’: 19).

Ujian eksternal dapat diatasi jika internal rumah tangganya solid. Sedangkan ujian internal yang dominan ialah adanya sifat-sifat pasangan yang tidak disukai. Jika sifat itu merupakan hal buruk maka harus diubah secara hikmah, dan baik suami maupun istri harus mau mengubah kebiasaan buruknya. Namun ada juga sifat yang merupakan keunikan karakter, dan ayat di atas menjadikan kesabaran sebagai solusi.

Dari Aisyah: “Tidak pernah keluarga Muhammad saw makan sampai kenyang dengan roti gandum untuk tiga malam berturut-turut sejak kedatangan mereka di Madinah hingga wafatnya” (HR Muslim). Nabi Muhammad saw dan keluarganya hidup sangat sederhana, namun mereka menjadi qudwah bahwa orang-orang miskin pun bisa bahagia. Karena kebahagiaan berada di ketenangan hati (QS. Al Fajr: 27 – 30).

“… Jika mereka miskin Alloh akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Alloh Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur: 32).

Kendala ekonomi bukanlah penghambat menikah. Ketika kedua pasangan sepakat bahwa tujuan utama mereka adalah mendekatkan diri pada Alloh swt, maka masalah ekonomi, ego keluarga, dan ejekan orang lain akan dapat ditepis. Sehingga mendapatkan istri shalihah merupakan faktor utama keberlangsungan pernikahan.

“Perempuan itu lazimnya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena (kemuliaan) keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah perempuan yang memiliki agama, (jika tidak) maka binasalah engkau” (HR. Bukhari dan Muslim).

“… wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Alloh lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Alloh telah memelihara (mereka) …” (QS. An Nisaa’: 34). “Tidak ada manfaat yang lebih baik bagi seorang Mukmin setelah takwa kepada Alloh selain dari pada isteri yang salehah. Jika memerintah padanya, ia mematuhinya. Jika memandang padanya, ia menggembirakannya. Jika suaminya tidak ada di sisinya, ia menjaga harta dan dirinya.” (HR. Ibnu Majah).

Calon istri ideal tidak harus cantik atau kaya. Calon istri idaman ialah yang berkarakter kokoh, sholihah sebagaimana disampaikan dalam ayat dan hadits di atas. Dia tidak menjadikan harta sebagai ukuran, dia siap untuk berjuang bersama, dan dialah yang akan menjadi bidadari tercantik di surga.

Karena sesungguhnya dunia itu sementara dan sangat singkat. “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.” (QS. An Naazi´aat: 46).

Sedangkan akhirat adalah abadi, yang satu harinya adalah 1000 tahun waktu dunia. “Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47).


Wallohu A’lam BishShowab.
Read More.....

Selasa, 27 Maret 2012

Nasihat Untuk Wanita Muslimah



“Aku menjenguk ke surga dan aku melihat kebanyakan penghuninya orang-orang fakir (miskin). Lalu aku menjenguk ke neraka dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)

Surga dan neraka, adalah tempat yang Allah janjikan bagi setiap manusia…sebaik-baiknya tempat kembali adalah surga, dan seburuk-buruknya tempat kembali adalah neraka…

Wahai kaum wanita…, 
bukankah Allah telah memuliakan kalian…? Bukankah Allah telah memberikan dan mengangkat derajat kaum wanita …? menurunkan surat yang isinya adalah kebanyakan adalah urusan yang membela kaum wanita.. petunjuk khusus bagi kaum wanita ..? melindungi hak kaum wanita, memberikan berbagai kemudahan bagi kaum wanita..

Wahai kaum wanita…
bukankah seharusnya kebanyakan dari kaum wanita yang telah Allah muliakan berada di surga..? bukankah seharusnya kaum wanita yang diangkat derajatnya, berada di surga..? bukankah seharusnya surat yang khusus Allah turunkan untuk kaum wanita mengantarkan dirinya untuk menikmati istana di surga…?

Wahai kaum wanita….renungkanlah sejenak....
Apakah kalian tidak menyadari bahwa seringkali kalian membalas nikmat yang Allah berikan dengan perbuatan dosa dan kemaksiatan..? Pernahkah, kalian merenung sejenak,…merenungkan dosa dan kemaksiatan yang kalian lakukan, atau bahkan kalian tidak tahu bahwa apa kalian lakukan itu adalah perbuatan dosa…? Sudahkah kalian mempersiapkan jawaban ketika dihadapkan pada persidangan Allah….?

Wahai kaum wanita..., 
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian, … agar kalian menjaga komitmen syahadat kalian kepada Allah, menjalankan sunnah-sunnah Rasul, menjaga shalat kalian, berpuasa di bulan romadhon, berzakat, bersedekah dengan harta yang Allah titipkan kepada kalian, dan berhaji jika kalian mampu…

Wahai kaum wanita....,
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian, …agar kalian menjaga diri kalian, menutup aurat kalian, tidak memperlihatkan rambut kalian kepada kaum lelaki yang bukan muhrim.. tidak membiarkan diri kalian disentuh oleh lelaki yang bukan muhrim…menjaga pandangan kalian, tidak mengundang dan memberikan kesempatan pada kaum lelaki untuk maksiat kepada kalian…?

Wahai kaum wanita...., 
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian,… agar kalian menjaga lisan kalian dari perkataan yang tidak bermanfaat, dari perkataan dusta, dan perkataan yang mengandung kekufuran atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kalian…


Wahai kaum wanita.....,
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian,… tetap taat kepada suami yang kalian pilih, senantiasa bersikap sabar, pengertian, lemah lembut dan penuh pengertian.. janganlah kalian meminta dari suami kalian dari sesuatu yang berada di luar kemampuannya,…jangan pula kalian tidak mensyukuri atas apa yang telah diberikan oleh suami kalian.. walaupun itu hanya sedikit… Ingatkanlah suami kalian untuk beribadah kepada Allah jika lupa, sertakanlah mereka dalam do’a kalian…

Wahai kaum wanita....,
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian,… bahwa kalian adalah wakil dan wali Allah..?, yang akan memberikan curahan kasih sayang pada anak yang Allah amanahkan kepada kalian…? Bimbinglah mereka untuk mengenal Allah dan Rasul-Nya, berikan kepada mereka suri tauladan yang baik melalui akhlaq seroang Ibu, kuatkanlah keimanan mereka, berikanlah mereka makanan yang halal walaupun itu sederhana, berkatalah yang lemah lembut kepada mereka.. bersabarlah dalam menghadapi mereka…jadilah sahabat bagi mereka, do’akan mereka agar Allah selalu memudahkan urusan mereka…

Wahai kaum wanita....,
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian, … bahwa hidup di dunia hanyalah sementara…bahwa kehidupan sesungguhnya adalah surga yang abadi… dan balasan terbaik adalah balasan dari Allah.. maka jagalah diri kalian dari perbuatan dosa dan maksiat, penuhilah janji kalian, jagalah kehormatan kalian, berpegang teguhlah pada agama Allah… lalui setiap cobaan dalam hidup ini dengan bersabar dan bersyukur, berikhtiar dan bertawakal kepada Allah… perbaikilah urusan agama kalian dengan mencari ilmu, bergaulah dengan orang-orang yang dapat mengantarkan kalian takut kepada Allah…

Wahai kaum wanita....,
sesungguhnya Rasulullah telah berwasiat kepada kalian…bahwa sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita sholeh.. maka, berniatlah untuk menjadi wanita sholehah dengan segenap kemampuan…agar mencapai kehidupan dengan penuh kebaikan..dan mengakhirinya dengan penuh kebaikan… 


Read More.....

Senin, 26 Maret 2012

Sebuah Renungan Untuk Seorang Wanita


Aidh Al-Qarni berkata:

“ Kerendahan hati yang dimiliki wanita itu lebih tinggi daripada rembulan, sedang sifat keibuan yang dimiliki lebih menyegarkan daripada hujan. Oleh karena itu, duhai wanita, peliharalah kecantikan dengan Iman, dengan keridhaan dan sikap qana’ah, dan peliharalah kesucian dengan hijab.”

Karena wanita itu diciptakan bagi kesetaraan umat, yang dari rahimnya semua manusia dilahirkan. Pun dari wanita lah tercipta keseimbangan peradaban, karena rusaknya suatu bangsa, ditentukan rusak tidaknya wanita-wanitanya! Bila dunia ini penuh dengan kegelapan, maka wanita lah yg berjalan dengan cahaya terang di hatinya sekalipun matanya buta. Wanita lah yg menghangatkan kehidupan dan meneruskan keturunan demi keturunan, bertahun-tahun dan berabad-abad, walaupun ia sendiri disakiti dan dihinakan, tapi begitulah wanita dengan kodratnya yang membawa piala kehidupan di rahimnya.

Ia telah ditakdirkan lebih kuat dari penderitaannya sendiri membawa amanah hidupnya, pun wanita lah yang lebih tahan akan penderitaan keluarga yang diasuhnya, bahkan ia lebih memilih menderita daripada melihat anak-anak nya tak bahagia! Ia keluar dari kelemahannya, yang melawan penderitaannya sendiri, untuk memilih hidup dengan cinta yang bersahaja, tahan dalam penderitaan, keluar dari kelemahannya sendiri. Wanita yang duduk sederajat dengan cinta suci dan cinta sejatinya, ia lebih mulia dari malaikat cinta yang membagi-bagikan cinta, karena malaikat tidak berpasang-pasangan, tidak bercinta, pun tidak beranak pinak. Bahkan wanita lebih besar dari cinta itu sendiri. Tangan cinta yang mengikat jiwa wanita lebih kuat daripada kekuatan cinta laki-laki manapun. Pun wanita yang ikhlas, penuh kesabaran, dan amanah, ia nyaris tak punya kelemahan dan kesalahan untuk duduk di depan Pesakitan Pengadilan Tuhan.

Gibran berkata:

“Hati nurani wanita tidak berubah oleh waktu dan musim, bahkan jika mati tetap abadi, hati itu takkan hilang sirna. Hati seorang wanita laksana sebuah padang yang berubah menjadi medan pertempuran; sesudah pohon-pohon ditumbangkan dan rerumputan terbakar dan batu-batu karang memerah oleh darah dan bumi ditanami dengan tulang-tulang dan tengkorak-tengkorak, ia akan tenang dan diam seolah tak ada sesuatu pun terjadi.”

Wanita dengan kecantikan parasnya dan kebaikan hatinya yang ia pelihara tetap mulia, ia seperti memiliki bumi dan seisinya, setiap berjalan ia seperti diikuti cahaya kebenaran. Dan ia menjaga kecantikan hati dan wajahnya dengan hijab dan jilbab, yang membuat ia lebih mulia dari Kesucian Cinta yang dijaga Langit. Wanita yang baik memberikan kehangatan bagi benih-benih cinta kasih di dalam rumahnya, membawa keluarganya dalam naungan Tuhan, saat ia berdiri di belakang shaf solat suaminya yang jadi imam, maka ia seperti malaikat berbaju putih dengan kekuatan “aaminn” yang didengar Tuhan melalui Tuhan. Hati wanita yang baik, ia menyatukan hati keluarganya dan Hati Tuhan, ia datang dan membawa keluarganya ke rumah orang-orang suci di Surga, bahkan ia kebaikan hati wanita akan menyatukan kemanisan cinta kasih, kebenaran, dan kemuliaan Surga.

Seorang wanita akan berlari laksana melewati api dan air untuk menyatakan cinta di hatinya

(William Shakespeare)

Wanita yang mulia, yang menjaga kecantikan wajah dan hatinya, ia akan terjaga hingga batu nisan tidak melukai kecantikannya ketika ia dikuburkan, pun tanah tak bisa menutupi keluhuran hatinya, ia menyempurnakan kehidupan dengan kehidupannya sendiri, dan doa seorang ibu yang baik untuk anak-anaknya itu lebih mulia dan lebih khobul ketimbang 100 kyai.

Kecantikan wanita dan ia menjaganya, ia seperti berjalan dengan Cahaya Tuhan di langit yang tanpa batas, yang dilindungi Udara Kemuliaan dari Tuhan di balik cadar, hijab dan jilbabnya, ia merawat hatinya, cintanya, keluhuran budinya, seperti ia merawat kuku-kukunya! Wanita yang baik dan lembut, mulia dan agung, sabar dan qanaah, yg senantiasa menjaga kecantikan wajah dan hatinya, adalah Kitab Cinta Keagungan yang tak ditulis dalam buku-buku, tak dijilid di perpustakaan-perpustakaan, pun tak dibagi-bagikan dalam gulung-gulungan perkamen, tapi Kebenaran itu terwujud pada hati sang wanita itu sendiri.

"Cinta, seperti kabut, bermain di atas hati bukit-bukit dan membawanya kepada ketakjuban akan keindahan"

(Rabindranath Tagore)

Para laki-laki selalu berharap kelak, suatu saat nanti, bisa melihat kalian wahai wanita. Wanita yang baik, yang mulia, qanaah, yang agung, yang amanah, yang sabar, yang ikhlas, yang rendah hati, dan ia yang menjaga kecantikan parasnya dan kecantikan wajahnya. Kalian berdiri tegak di tepian surga dengan berbaris-baris dengan hati yg menyalakan Cahaya Ilahi, seperti pohon-pohon cahaya yang bertabur Cinta ILahi, lalu setiap laki-laki baik yang lewat akan mengucapkan syukur kepada Tuhan, atas kebaikan hatimu dan Tuhan pun membalas salam para laki-laki atas kebaikan dirimu wahai kaum wanita.

"Cinta lebih besar dari diriku dan dunia ini"

(Abdul Wahab al Bayati)


Hanya kepada-Mu ya Tuhan kami semua akan kembali!

sumber : kompasiana.com
Read More.....

Jumat, 16 Maret 2012

Maher Zain - Number One For Me



I was a foolish little child
Crazy things I used to do
And all the pain I put you through
Mama now I'm here for you
For all the times I made you cry
The days I told you lies
Now it's time for you to rise
For all the things you sacrificed

Chorus:
Oh, if I could turn back time rewind
If I could make it undone
I swear that I would
I would make it up to you
Mum I'm all grown up now
It's a brand new day
I'd like to put a smile on your face every day
Mum I'm all grown up now
And it's not too late
I'd like to put a smile on your face every day

And now I finally understand
Your famous line
About the day I'd face in time
'Cause now I've got a child of mine
And even though I was so bad
I've learned so much from you
Now I'm trying to do it too
Love my kid the way you do 

CHORUS
You know you are the number one for me (x3)
Oh, oh, number one for me 
There's no one in this world that can take your place
Oh, I'm sorry for ever taking you for granted, ooh
I will use every chance I get
To make you smile, whenever I'm around you
Now I will try to love you like you love me
Only God knows how much you mean to me

CHORUS
You know you are the number one for me (x3)
Oh, oh, number one for me 



Special For My Mother,,,,,  You Are The Number One For  Me,,,,
Miss U Forever

sumber  http://www.facebook.com/MaherZain
Read More.....

Selasa, 13 Maret 2012

Catatan Dari Seorang Sahabat


Sahabat,,,

Jodoh itu RAHASIA Allah,,,
SEKUAT apa kita SETIA,,,
SELAMA apa kita MENUNGGU,,,
SEKERAS apa kita BERSABAR,,,
SEJUJUR apa kita MENERIMA kekasih kita,,,

Jika Allah TIDAK menuliskan JODOH kita dengannya,,,
Kita TETAP tidak akan BERSAMAnya,,,
Think POSITIVE & terimalah TAKDIR-Nya,,,

Sesungguhnya,,,
Tulang rusuk tidak akan pernah TERTUKAR,,, dan
Akan BERTEMU pada saat yang INDAH,,,

Insyaallah,,,


thank to Teh Inasya ^-^

Read More.....

Rabu, 07 Maret 2012

Wanita Penghuni Surga dan Ciri-cirinya


Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga. Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas dan perak, istana yang megah dengan dihiasi beragam permata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di hati.


Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Di antaranya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad : 15)


“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqiah : 10-21)


Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yang mulia, di antaranya :


“Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23)


“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)


“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar Rahman : 58)

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)


Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :


“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu)


Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :


Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557)


Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga


Kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?


Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.
Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :

1. Bertakwa.


2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.


3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.


4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.


5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.


6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.


7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.


8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.


9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.


10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.


11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.


12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).


13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.


14. Berbakti kepada kedua orang tua.


15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.


Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :


“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. An Nisa’ : 13)



Wallahu A’lam Bis Shawab.
Read More.....

Selasa, 06 Maret 2012

Doa Sebelum dan Setelah Belajar

Doa Sebelum Belajar :

Rabbizidnii 'ilmaa warzuwnii fahmaa

Artinya: Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berilah aku pengertian yang baik


Doa Setelah Belajar :

Allahumma inni astaudi’uka ma ‘allamtanihi fardudhu ilayya ‘inda hajati ilaihi wa laa tansanihi ya rabbal ‘alamina.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku menitipkan pada-Mu apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku, maka kembalikanlah padaku saat aku membutuh¬kannya dan janganlah Engkau jadikan aku lupa padanya, wahai Tuhan semesta alam.”


Doa Cepat Tanggap dalam Memahami Ilmu :


Allahumma alhimni ‘ilman a’rifu bihi awamiraka wa a’rifu bihi nawahiyaka warzuqni. Allahumma balagata fahman nabiyyina wa fasahata hifzil mursalina wa sur’ata ilhamil malaikatil muqarrabina wa akrimni. Allahumma binuril ‘ilmi wa sur’atil fahmi wa akhrijni min zulumatil wahmi waftahli abwaba rahmatika wa ‘allimni israra hikmatika ya rabbal ‘alamina.

Artinya: “Ya Allah ilhamilah saya dengan ilmu yang dapat menjadi alat untuk semua suruhan-Mu dan dapat untuk mengetahui semua larangan-Mu. Berikanlah kepadaku ya Allah, kefahaman yang mendalam dari para nabi. Dan kefasihan hafalan para Rasul. Dan cepatnya ilmu para Malaikat yang dekat dengan-Mu. Dan karuniakanlah kepadaku ya Allah dengan cahaya ilmu dan cepat tanggap dalam memahaminya. Dan keluarkanlah saya dari kgelapan keraguan. Dan bukalah untukku semua pintu rahmat-Mu dan ajrakanlah kepadaku rahasia hikmah-Mu, wahai Tuhan semesta alam.”

Doa Ketika akan Memasuki Ujian:


Rabbana atinaa mil ladunka rahmatan wa hayyi’ lana min amrina rasyada.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan kami berilah kami di sisi-Mu suatu rahmah, dan persiapkan kami mengenai urusan kami dengan petunjuk-Mu.”
Read More.....

Senin, 05 Maret 2012

Sepenggal Tentang Wanita dari Al-Quran dan Al-Hadist



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang 


Berikut ini beberapa ayat dari alquran dan alhadist tentang wanita :


.: Q.S. Al A’raaf : 26


Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.


.: Q.S. An Nuur : 31


Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.


.: Q.S. An Nuur : 60


Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.


.: Q.S. Al Ahzab : 53


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.

.: Q.S. Al Ahzab : 55


Tidak ada dosa atas istri-istri Nabi (untuk berjumpa tanpa tabir) dengan bapak-bapak mereka, anak-anak laki-laki mereka, saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara mereka yang perempuan, perempuan-perempuan yang beriman dan hamba sahaya yang mereka miliki, dan bertakwalah kamu (hai istri-istri Nabi) kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

.: Q.S. Al Ahzab : 59

Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang…. Maha benar ALLAH dengan segala firman-NYA.


adapun Rasulullah SAW, manusia termulia dan terbaik sepanjang masa pun mengakui dan sangat memuliakan wanita. ini buktinya :


Dari Abdullah bin ‘Amr radhiallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwassalam bersabda:

“Dunia ini adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-baik perhiasan/kesenangan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim,Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)


Dalam lafazh lain:

“Sesungguhnya dunia ini adalah perhiasan dan tidak ada di antara perhiasan dunia yang lebih baik daripada wanita yang sholihah.” (HR. Ibnu Majah)

Dalam lafazh lain:

“Sesungguhnya dunia ini seluruhnya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.” (HR. Ahmad)


Wanita dan Keindahan

Sudah menjadi sunnatullah bagi anak Adam diberikan kepada mereka berbagai kenikmatan yang mereka cintai dan dijadikan indah pandangan mereka dengannya di dunia ini sebagaimana dalam firman Alloh:


“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Alloh-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran:14)

Ketika menyebutkan berbagai hal yang menjadikan kecintaan manusia dalam ayat ini Alloh mendahulukan wanita sebelum yang lain, hal ini memberikan isyarat bahwa wanita menjadi sumber terbesar kenikmatan, kesenangan dan perhiasan hidup di dunia ini. Tidak terkecuali bagi Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwassalam sebagai sosok manusia terbaik dan termulia, wanita adalah sesuatu yang paling beliau cintai di antara kenikmatan dunia yang lain, dan ini merupakan fitroh beliau sebagai manusia biasa.

Dari Anas radhiallahu ‘anhu ia berkata: “Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwassalam bersabda: ‘Aku diberikan rasa cinta dari dunia terhadap para wanita dan wewangian dan dijadikan penyejuk mataku ada di dalam shalat.”(HR. Ahmad, dan Nasa’i. Di shohihkan oleh Syaikh Al Albani)

Walhasil, Alloh telah menciptakan wanita sebagai perhiasan dan bahkan perhiasan terbesar dunia ini namun sekaligus ia juga merupakan fitnah terbesar di dunia ini yang pernah diciptakan Alloh bagi kaum laki-laki.

Wanita Sholihah

Alloh telah memberikan sebuah definisi wanita sholihah yang menjadi perhiasan dan kesenangan terbaik di dunia, sebagaimana dalam firman-Nya:

“…Maka wanita yang sholih, ialah yang taat kepada Alloh lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Alloh telah memelihara (mereka)…” (QS. an-Nisa’:34)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwassalam juga memberikan gambaran wanita sholihah terbaik sebagaimana dalam hadits:

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: “Nabi Shalallahu ‘alaihiwassalam ditanya:’Siapakah wanita yang paling baik?’ Beliau menjawab:

‘(Sebaik-baik wanita) adalah yang menyenangkan (suami)-nya jika ia melihatnya, mentaati (suami)-nya jika ia memerintahnya dan ia tidak menyelisihi (suami)-nya dalam hal yang dibenci suami pada dirinya dan harta suaminya.’” (HR. Ahmad, al Hakim, an Nasa’i dan ath Thobrani dan di Shohihkan oleh al Albani).

Beliau Shalallahu ‘alaihiwassalam juga berwasiat untuk memilih wanita yang memiliki dien (agama) yang baik sebagai ukuran keshohihan seorang wanita, bukan kecantikan, kedudukan atau hartanya.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihiwassalam beliau bersabda:

“Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, kecantikannya dan karena dien (agama)-nya; maka pilihlah yang memiliki dien maka engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Khotimah

Bagi laki-laki, hal ini merupakan wasiat agar mereka memilih wanita bukan sekedar karena kecantikan, kedudukan atau harta wanita semata. Karena hal itu bukanlah ukuran kebahagiaan yang hakiki di dunia ini. Namun hendaknya ia lebih mengutamakan sisi dien karena hal itulah yang akan memberikan hakikat kebahagiaan hidupnya di dunia ini dan di akhirat.

Adapun bagi para wanita, ini merupakan dorongan untuk menjadi perhiasan terbaik di dunia ini, wanita yang sholihah, wanita yang mendorong suami dan keluarganya untuk semakin beriman dan bertaqwa kepada Alloh, bukan wanita yang menjadi fitnah terbesar bagi kaum laki-laki yang menjadikan mereka semakin menjauh dari Alloh dan menyeret mereka ke jurang nereka Jahanam.

Sedangkan bagi para orang tua, ini tentunya sebuah pengingat bahwa ada amanah menunaikan kewajiban mendidik anak-anak mereka untuk menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah guna menggapai kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.




waallahu'alam,


Di nukil dari Majalah Al Mawaddah Edisi 1 Tahun ke-1 (1428H/2007M)
Read More.....
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Photobucket
Ad