Sabtu, 07 April 2012

Catatan Dari Seorang Sahabat 2 : Wanita Harus SMART Dalam Menentukan Pilihan Hati

Assalamualaikum, 

Sahabat, 

Setiap pria dan wanita pasti memiliki criteria masing-masing dalam menentukan siapa orang yang akan dia pilih sebagai pendamping hidupnya yang pasti setiap orang akan berkata “Nyari pendamping hidup itu liat agamanya” sesuatu yang tidak salah. Tetapi sangat disayangkan di zaman sekarang banyak orang yang memilih pendamping hidup hanya dilihat dari segi duniawi saja. Paras muka menjadi prioritas yang paling utama. Astagfirullah 

Bila membicarakan masalah pilihan hati saya teringat dengan  perkataan teman-saya : 

“Banyak pria menggunakan logika dalam dalam menentukan pilihannya jarang yang menggunakan perasaan, sehingga walaupun jatuh bangun dalam proses penentuan pilihan hati mereka jarang sekali terpukul dan terpuruk ketika gagal untuk menggapainya, pria masih bias bangkit dan yakin bahwa di luar sana masih banyak yang terbaik untuknya yang telah Tuhan ciptakan.” (pengalaman pribadi ^_^) 


“Sedangkan wanita, banyak wanita yang menentukan hati banyak menggunakan perasaaannya banyak yang tidak memakai logika. Sehingga ketika dia jatuh dan gagal dalam menggapai impian bersama pilihan hatinya, banyak mereka yang “GALAU” terpukul dan terpuruk dalam keadaan. Seakan-akan mereka tidak yakin bahwa apa yang terjadi itu hanyalah sebuah mimpi bukan sebuah kenyataan. Sehingga mereka tidak bias berpikir realistis dengan semuanya bahkan ada yang tidak meyakini bahwa masih banyak pria baik di dunia untuk mereka. Mereka selalu meyakini bahwa “Sang Mantan” lah yang terbaik” 


Menanggapi fenomena wanita yang seperti itu teman wanita saya yang bernama Anisa Nurkhasanah ( Barakallahu Fik : smoga Allah selalu merahmati kebaikan untuk mu,,, amiin) berkata :


“Satu-satunya cara buat bahagia itu cuma IKHLAS, IKHLAS melepas masa lalu dan maju ke masa depan. IKHLAS menerima perubahan keadaan karena PERUBAHAN tidak bisa dihindari akan PERUBAHAN yang menjadikan hdup berwarna. CINTA tidak perlu belajar, cinta datang dengan sendirinya, saat wanita memutuskan buat maju ke masa depan dan memilih yang baru berarti mereka harus KONSEKUEN untuk meninggalkan masa lalu, itu siklus khidupan, SAYANG itu pilihan juga, kalo dari awal punya KOMITMEN lupain masa lalu dan bener-bener mau ngejalanin serius sama yang baru nanti lama-lama beneran bisa sayang, ya gak instan sih semua butuh proses, luka dihati wanita itu lama sembuhnya karena wanita sendiri lebih suka terluka dan hidup di masa lalu, mereka akan lebih sayang sama orang yang melukai mereka daripada orang yang brusaha keras menarik perhatiannya dengan seribu kebaikan”


Dari situ saya berpikir sebenarnya apa yang salah sehingga hadir fenomena seperti itu. Karena banyak sekali teman wanita saya yang kena sindrom itu. Banyak teman saya yang curhat dan sedikit meminta saran sama saya, walaupun saya juga sama sedikit kena sindrom “GALAU”, heeeee. Saya mencoba mencari jawaban untuk bisa sedikit memberi saran yang bisa membuat mereka sedikit bangkit dari keterpurukannya. Saya pun mencari dan mencoba searching di mbah google.com

Alhamdulillah, Allah masih meridhoi langkah saya untuk dapat membantu sesama. Kemudian saya menyampaikan ilmu yang saya dapet dan berkata kepada mereka (teman2 wanita saya) : 

“Wanita itu harus SMART dalam menentukan dan memilih jodoh untuk mendampingi hidup ini dan berjuang menjalankan tugas sebagai seorang manusia yang terlahirkan di dunia. Sebagai khalifah di muka bumi ini. 

Smart dari wanita dalam hal ini adalah pertimbangan dalam menentukan dan memilih jodoh, yaitu: 


1. Pikiran. 


Wanita harus smart menggunakan pikirannya dalam menentukan dan memilih jodohnya. Wanita harus mempertimbangkan foktor-faktor real, untung ruginya memilih seseorang sebagai pendamping hidup. Cari yang sevisi dan semisi dengan jalan hidup kita. 


2. Hati 


Wanita harus bertanya pada hati kecilnya yang cenderung berkata benar. Kita harus dapat membedakan antara suara hati kita dan hasrat yang cenderung bersifat ke arah nafsu. Disini harus ada komunikasi antara kita sebagai manusia dengan pemilik kehidupan ini, kita bisa mempertanyakan apakah jodoh kita adalah si A dengan sholat istikharah. Temukan suara hatimu. 


3. Perasaan 


Pendamping hidup adalah seorang yang akan menemani kita selama sisa hidup kita. Dia tempat berbagi suka maupun duka, curhat bagi kita. Dia harus dapat menerima kita dalam keadaan terpuruk sekalipun. Dia harus dapat menghibur disaat kita bersedih. Begitupun sebaliknya. Wanita harus mempunyai “rasa” terhadap pasangan yang akan dipilihnya. Dia juga harus bias menjadi seperti “pahlawan super” bias berubah seperti apa yang kita inginkan. Bukan berubah menjadi seperti superman atau batman tapi harus bias merubah dirinya kapan dia bisa menjadi seorang suami yang mengayomi istrinya, seorang ayah bagi istri maupun anak-anaknya, seorang sahabat yang selalu ada saat dibutuhkan untuk berbagi cerita suka maupun duka dan yang terpenting menjadi seorang imam yang menjadi panutan dalam keluarga. 

Sahabat, jangan hanya mengandalkan perasaan saja, karena akan terasa sakit bila tersakiti atau kecewa dengan sesuatu yang tidak bisa kita gapai.” 

Sedikit menceritakan tentang postingan saya yang "Menentukan Pilihan Hati" agar mereka bisa lebih yakin dan percaya bahwa “Semua kan indah pada waktunya, Selalu yakin bahwa Allah telah menciptakan makhluk terindah untuk menemani kita di sisa hidup di dunia ini dan di syurga-Nya kelak” dengan bercerita sedikit tentang "Catatan Dari Seorang Sahabat" bahwa tulang rusuk itu tidak pernah tertukar. 

Wahai sahabat-sahabat ku, tak perlu takut dalam menentukan pilihan hati, dan tak usah sampai terpuruk bila kalian gagal dalam menggapainya, SEMANGAT untuk gapai kasih sayang dalam ridho-Nya. Semoga selalu dalam keberkatan Allah. Amiin

Wallahu’alam
Read More.....

Menentukan Pilihan Hati 2 : Menentukan Pilihan Jodoh, Hak Anak atau Orang Tua ???

Sejauh mana peran penting orang tua dalam memilih jodoh anak-anaknya? Bagaimana dengan hak anak, apakah hanya menunggu pilihan orang tuanya ?????

Kewajian Orang tua kepada putra-putrinya adalah menjaga anaknya kembali kepada fitrahnya yakni untuk menyembah kepada Allah SWT (beragama Islam), mendidiknya menjadi anak shaleh dan shalehah. Dan ketika sudah dewasa, orang tua mencarikan jodoh untuknya.

Dalam mencarikan jodoh bagi putra-putrinya, didasarkan pada criteria yang telah dituntunkan Rosululloh SAW. Sabda Beliau :

Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, Wanita itu dinikahi karena empat hal : karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang beragama, (jika tidak) maka celakalah kamu”. [HR. Jamaah kecuali Tirmidzi]

Kriteria untuk memilihkan jodoh ada 4 hal :

1. Nasab (keturunan)
2. Harta (kekayaan)
3. Pangkat/Jabatan (kedudukan)
4. Agama (keimanan)

Keempat criteria tersebut dapat dipenuhi, andaikata 3 hal paling atas tidak bisa didapatkan makan point yang ke-4 haruslah ada, yakni keimanan. Sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan apalagi dilupakan. Kunci utama manakala mencari jodoh, menentukan pilihan akan siapa yang akan menjadi jodohku adalah KEIMANAN. Kecantikan, ketampanan, kekayaan dan jabatan yang tinggi janganlah jadi syarat utama, tetapi jadikanlah agama dan keimanan hati sang calon jodoh sebagai hal utama. Islam menghargai pilihan orang tua dang menghargai pula pilihan anak. 

Dalam Islam ada keseimbangan peran antara orang tua dan anak. Seorang anak dalam Islam berhak menentukan pilihannya sendiri, namun orang tua juga harus diberi informasi tentang calon pasangannya.

Orang tua harus memenuhi pilihan anaknya apabila memenuhi syarat yaitu agamanya baik. Begitu juga anak harus menerima pilihan orang tua jika dinilai baik dari segi agamanya. Yang terbaik adalah seorang anak memahami kehendak orang tua ketika menentukan pasangan hidupnya sehingga tidak perlu ada benturan.

Dalam Islam, terlarang orang tua menghalangi anaknya menikah hanya karena calonnya orang miskin, atau orang yang kurang mampu dari segi materi, pangkatnya rendah, bukan dari keluarga ningrat, bukan anak tokoh, pendidikannya tidak tinggi, bukan dari suku tertentu, dan tempat tinggalnya jauh.

Dikatakan oleh Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah bahwa: Bila wali mengawinkan puterinya dengan laki-laki yang lalim atau fisik atau ahli bid’ah atau pemabuk, berarti ia telah berbuat durhaka pada agamanya dan rela menerima kutukan Tuhan, karena ia telah putuskan talikeluarga dengan memilihkan suami yang jahat kepada anaknya.

Dalam kondisi tertentu dimana seorang anak kesulitan mendapatkan jodohnya, orang tua dituntut perannya untuk memilihkan jodoh untuk anaknya.

Maka dari itu, diperlukannya sikap yang saling menghargai masing-masing pihak agar terjadi kesinambungan antara keduanya, dan mengurangi kemungkinan terjadinya perselsihan.

Apabila dalam menentukan jodoh ternyata anak telah memiliki pilihan calon sendiri atau tidak cocok dengan pilihan orang tua maka langkah yang paling jitu adalah untuk saling mengkomunikasikan pilihan-pilihannya. Maka orang tua akan menimbang apakah calon-calon tersebut sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah atau tidak. Jika cocok! Orang tua yang bijak seyogyanya akan mendukung pilihan tersebut sepenuhnya. Tetapi jika terjasi perbedaan dalam permasalahan ini makan dikembalikan kepada aturan Allah dan rasul-Nya.

Jika terjadi perbedaan pendapat antara orangtua dan anak tentang jodoh yang akan dipilih, langkah terbaik adalah masing-masing memberikan gambaran lengkap tentang pilihannya masing-masing. Lalu menimbangnya apakah sesuai dengan criteria yang Rasululloh SAW berikan apa tidak.

Kebanyakan anak-anak dijaman sekarang cenderung hanya terpaku kepada paras saja yang elok, apakah kaya atau tidak ditambahi lagi adanya ‘budaya edan’ tentang pacaran. Apabila terjadi yang demikian, maka orangtua wajib memberikan arahan, nasehat dan pengertian yang tepat gimana cara mencari dan menentukan jodoh sesuai Al Qur’an dan sunnah Rosululloh SAW.

Dan manakala seorang anak yang beriman mendapatkan hal yang demikian, tidak ada pilihan lain selain taat kepada orangtua. Taat merupakan bagian dari sikap berbhakti kepada orangtua. Menerima dengan lapang dada, ikhlas dan yakin akan kebaikan yang akan didapatkan.

Namun apabila orangtua memilihkan berdasarkan criteria yang menyimpang seperti berdasar arah angin, weton, primbon dan hal menyimpang lainnya maka wajiblah sang anak untuk tidak menaatinya.

Yang utama adalah orang tua mencarikan jodoh, lihatlah keimanannya dahulu. Demikian pula bagi sang anak, lihat dan cek keimanannya calon istri atau calon suami. Karena istri Sholihah, suami yang sholeh merupakan pakaian terindah dan nikmat terbaik dalam kehidupan ini.


Sumber : kabardarimuslim.blogspot.com & mta-online.com
Read More.....

Kamis, 05 April 2012

Menentukan Pilihan Hati

Bismillahirahmanirrahim,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sahabat, setiap manusia yang hidup di dunia ini, tidak bisa menghindari diri bahwa kita kan menemukan sesuatu yang namanya masalah. Sehingga terkadang kita harus menentukan satu pilihan dalam menemukan satu solusi terbaik diantara pilihan-pilihan solusi yang terbaik. Suatu saat kita akan berjumpa dengan pilihan-pilihan yang besar. Misalnya dalam menentukan pekerjaan bahkan sampai menentukan pasangan hidup.


Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash:

Rasulullah Shalallahu Aalaihi Wassallam bersabda: 

“Di antara kebahagiaan manusia adalah menentukan pilihannya dengan Allah dan diantara kebahagiaan manusia adalah keridhoanya pada apa yang Allah tentukan. Dan di antara tanda kesengsaraan manusia adalah ia meninggalkan Allah dalam pilihannya. Dan di antara tanda kesengsaraan manusia adalah kemarahaannya pada apa yang Allah tetapkan atas dirinya” (HR. Imam Ahmad )

Hadits diatas menuntun kita tentang bagaimana menentukan pilihan yang baik dan benar agar membawa kebahagiaan sekaligus memberi peringatan agar kita tidak salah memilih dan terhindar dari kesengsaraan.

Rasulullah memberi dua ciri orang yang bahagia :
  • Pertama orang yang menentukan segala pilihannya berdasarkan pilihan Allah SWT dan tidak berdasarkan  hawa nafsu dan keinginan duniawi lainnya. 
  • Kedua orang yang ridho dengan ketentuan dan pilihan Allah SWT, artinya orang tersebut menerima dengan lapang dada apa yang telah Allah tentukan kepadanya tanpa banyak mengeluh. Tawakal dalam menerima takdirnya.
Rasulullah juga memberi dua ciri orang yang merugi (sengsara) :
  • Pertama orang yang meninggalkan Allah SWT dalam menentukan segala pilihannya. Maksudnya orang tersebut meninggalkan tuntunan dan syariat-Nya bahkan bertentangan dengan Islam dalam menentukan pilihannya.
  • Kedua orang yang menolak apa yang telah Allah tentukan untuknya. Ia tidak menerima takdirnya.
Lalu bagaimana cara menetukan pilihan ?????

Manusia adalah makhluk yang dengan kesempurnaannya tetap memiliki kekurangan, terutama dalam menentukan pilihan yang di luar kemampuan analisanya. Ia tidak mampu melihat kegaiban masa depan apakah itu baik atau buruk nantinya. Inilah hikmah dari disunnahkannya Istikharah, agar manusia tetap menjalin hubungan dengan Tuhannya saat akan menentukan pilihan, meminta pertolonganNya agar ia bisa memilih dengan baik dan tepat. Allah SWT berfirman:

”Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-sekali tidak ada pilihan bagi mereka (apabila Allah telah menentukan). Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. Dan Tuhamnu mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagiNyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagiNyalah segala penentuan dan hanya kepadaNyalah kami dikembalikan (Al-Qasas 68-70). 

Sebagaimana yang telah Rasulullah ajarkan : 

Dari Jabir bin Abdullah r.a. berkata  Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami istiharah pada semua perkara sebagaimana beliau mengajarkan al-Quran. Beliau bersabda:

"Apabila salah satu dari kalian dihadapkan pada permasalahan maka hendaknya ia shalat dua rakaat selain shalat fardlu, kemudian hendaknya ia berdoa (artinya) "Ya Allah sesungguhnya aku meminta pilihanMu dengan ilmuMu, dan meminta keputusan dengan ketentuanMu, Aku meminta kemurahanMu, sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan aku tidak ada daya untuk menentukan, Engkaulah yang mengetahui dan aku tidaklah tahu apa-apa, Engkaulah yang Maha Mengetahui perkara gaib. Ya Allah sekiranya Engkau mengetahui bahwa perkara ini (lalu menyebutkan masalahnya) adalah baik bagiku saat ini dan di waktu yang akan datang, atau baik bagi agamaku dan kehidupanku serta masa depanku maka tentukanlah itu untukku dan mudahkanlah ia bagiku lalu berkatilah. Ya Allah apabila Engkau mengetahui bahwa perkara itu buruk bagiku untuk agamaku dan kehidupanku dan masa depan perkaraku, atau bagi urusanku saat ini dan di masa mendatang, maka jauhkanlah ia dariku dan tentukanlah bagiku perkara yang lebih baik darinya, apapun yang terjadi, lalu ridhailah ia untukku”. ( HR Ahmad, Bukhari dan Ashabussunan)

Inilah solusi terbaik yang harus dipraktekkan oleh setiap muslim di setiap dia menjumpai suatu persoalan yang menuntut pada suatu pilihan. Bagi yang berhalangan melaksanakan shalat, misalnya perempuan yang sedang datang bulan, maka diperbolehkan baginya untuk hanya membaca doa Istikharah.

Dalam hal apa sajakah kita harus memilih ?????

Allah memberi kita karunia akal dan nalar yang bebas. Dengan akal dan nalar kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dan dengan akal dan nalar tersebut kita mempunyai kemampuan untuk menganalisa dan menentukan pilihan dalam perkara dunia. Selain itu banyak petunjuk agama yang mengajarkan kepada manusia bagaimana menentukan perkara apakah itu baik atau buruk.

Rasulullah SAW bersabda :


"Kebaikan adalah apa yang membuat hati tenang dan mejadikan nafsu tenang, keburukan adalah apa yang membuat hati gelisah dan menimbulkan keraguan” ( HR. Ahmad )


Dalam masalah jodoh, Rasulullah SAW bersabda :

"Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara, yaitu karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Carilah yang mempunyai agama niscaya kamu beruntung” (HR Muslim). Berlaku pula untuk perempuan, utamakanlah memilih seseorang yg mempunyai agama.

Kedua hadist tersebut menunjukkan bahwa memilih adalah pekerjaan manusia. Agama memberikan petunjuk rambu-rambu untuk memilih dengan baik. 

Rasulullah saw juga mencontohkan dalam sebuah hadist :


"Rasulullah saw ketika dihadapkan dua pilihan, beliau selalu memilih yang termudah selama itu tidak mengandung dosa, apabila itu mengandung dosa maka beliau menjauhinya” ( HR. Muslim )


Beliau pun ketika memilih sesuatu menggunakan analisa dan nalar beliau, namun selalu mengutamakan yang mudah. Begitu juga ketika seorang hamba dihadapkan kepada dua pilihan yang sulit dan kemudian dia melaksanakan shalat istikharah sesuai ajaran Rasulullah, tidak berarti ia lantas menyuruh Allah memilihkan pilihannya dan ia hanya cukup berdoa saja dan menunggu petunjuk dan berpangku tangan. Itu adalah anggapan yang kurang tepat. sholat istikharah adalah doa agar dalam kita memilih, kita diberikan kekuatan oleh Allah dan tidak salah pilih, namun pekerjaan memilih itu sendiri harus kita lakukan dengan baik melalui analisa, kajian, penyelidikan, musyawarah dll. Setelah proses tersebut kita matangkan, maka dengan disertai doa yaitu shalat istikharah mudah-mudahan pilihan kita tidak salah.

Bagaimana dengan jawaban istikharah ?????

Tidak ada dalil yang menunjukkan tanda-tanda jawaban dari shalat istikharah. Ini memperkuat uraian di atas bahwa yang memilih adalah kita, bukan Allah memilihkan kita, tetapi kita berdoa agar Allah memberikan kekuatan kita dalam memilih.

Ulama besar Syafii, Iz bin Abdussalam mengatakan setelah istikharah seorang hamba hendaknya mengambil keputusan yang diyakininya dengan pasti. Ulama lain Kamaluddin Zamlakani mengatakan selesai shalat istikharah hendaknya seseorang mengambil keputusan yang sesuai keyakinannya, baik itu sesuai dengan bisikan hatinya atau tidak, karena kebaikan adalah pada apa yang ia yakini, bukan dari apa yang cocok di hatinya. Bisikan hati kadang dipengaruhi oleh perasaan subyektif dan tidak ada dalil yang menyatakan seperti itu. Imam Qurtubi juga mengatakan hal yang sama dan menambahkan hendaknya hatinya dibersihkan dari hal-hal yang mempengaruhinya. Ibnu Hajar juga mengatakan bahwa sebaiknya tidak mengikuti kecenderungan hati karena biasanya itu dipengaruhi oleh hal lain sebelum melaksanakan shalat istkharah.

Itu benar, misalnya seseorang yang sudah dirundung rasa cinta mendalam terhadap seseorang, mana mungkin ketika dia istikharah akan mendapatkan jawaban untuk tidak memilihnya.

Setelah memilih dengan analisa dan pertimbangannya yang matang, hendaknya juga diikuti sikap tawakkal, bahwa itu mudah-mudahan pilihan yang tepat dan mudah-mudahan Allah akan memudahkan semuanya.

Banyak orang menanti jawaban istikharah melalui mimpi, atau melalui membuka Quran secara acak lalu mencoba mencari jawabannya melalui ayat yang tak sengaja terbuka, atau dengan butiran-butiran tasbih dan lain-lain. Itu semua tidak mempunyai landasan dalil dan hadist.

Selain dengan istikharah, hendaknya dalam pemecahan suatu masalah disertai dengan musyawarah dengan orang-orang yang kompeten dan bijak dalam masalah yang dihadapi itu. Hal ini sebagai wujud realisasi dari firman Allah ta’ala :

"… dan bermusyawarahlah kepada mereka dalam urusan itu (peperangan, perekonomian, politik dan lain-lain). Bila kamu telah membulatkan tekad, bertawakkallah kepada Allah…” (Ali Imran, 3: 159)

Mereka dalam ayat diatas bisa saja mengaju kepada kedua orang tua, suami/istri bahkan kepada sahabat yang memang kita percaya untuk berbagi dalam mengambil solusi atas keputusan yang telah kita buat.

"Sahabat, tak usah sedih dan kecewa yang berlarut-larut karena keinginan yang tidak tercapai. Selalu yakinlah karena Allah SWT akan memberi yang terbaik bagi tiap individu atau mungkin juga kita akan mendapatkannya dikesempatan yang lain. Apa yang menurut kita baik belum tentu baik dimata Allah, tapi apa yang baik dimata Allah pasti baik untuk kita. YAKINLAH"

Wallahu'alam


Suqran untuk semua literatur sumber yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Afwan jika tidak berkenan dalam pengambilan sumbernya. Semoga Allah meridhoi langkah kita semua untuk berdakwah di jalannya. Amiin
Read More.....
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Photobucket
Ad