Senin, 26 Maret 2012

Sebuah Renungan Untuk Seorang Wanita


Aidh Al-Qarni berkata:

“ Kerendahan hati yang dimiliki wanita itu lebih tinggi daripada rembulan, sedang sifat keibuan yang dimiliki lebih menyegarkan daripada hujan. Oleh karena itu, duhai wanita, peliharalah kecantikan dengan Iman, dengan keridhaan dan sikap qana’ah, dan peliharalah kesucian dengan hijab.”

Karena wanita itu diciptakan bagi kesetaraan umat, yang dari rahimnya semua manusia dilahirkan. Pun dari wanita lah tercipta keseimbangan peradaban, karena rusaknya suatu bangsa, ditentukan rusak tidaknya wanita-wanitanya! Bila dunia ini penuh dengan kegelapan, maka wanita lah yg berjalan dengan cahaya terang di hatinya sekalipun matanya buta. Wanita lah yg menghangatkan kehidupan dan meneruskan keturunan demi keturunan, bertahun-tahun dan berabad-abad, walaupun ia sendiri disakiti dan dihinakan, tapi begitulah wanita dengan kodratnya yang membawa piala kehidupan di rahimnya.

Ia telah ditakdirkan lebih kuat dari penderitaannya sendiri membawa amanah hidupnya, pun wanita lah yang lebih tahan akan penderitaan keluarga yang diasuhnya, bahkan ia lebih memilih menderita daripada melihat anak-anak nya tak bahagia! Ia keluar dari kelemahannya, yang melawan penderitaannya sendiri, untuk memilih hidup dengan cinta yang bersahaja, tahan dalam penderitaan, keluar dari kelemahannya sendiri. Wanita yang duduk sederajat dengan cinta suci dan cinta sejatinya, ia lebih mulia dari malaikat cinta yang membagi-bagikan cinta, karena malaikat tidak berpasang-pasangan, tidak bercinta, pun tidak beranak pinak. Bahkan wanita lebih besar dari cinta itu sendiri. Tangan cinta yang mengikat jiwa wanita lebih kuat daripada kekuatan cinta laki-laki manapun. Pun wanita yang ikhlas, penuh kesabaran, dan amanah, ia nyaris tak punya kelemahan dan kesalahan untuk duduk di depan Pesakitan Pengadilan Tuhan.

Gibran berkata:

“Hati nurani wanita tidak berubah oleh waktu dan musim, bahkan jika mati tetap abadi, hati itu takkan hilang sirna. Hati seorang wanita laksana sebuah padang yang berubah menjadi medan pertempuran; sesudah pohon-pohon ditumbangkan dan rerumputan terbakar dan batu-batu karang memerah oleh darah dan bumi ditanami dengan tulang-tulang dan tengkorak-tengkorak, ia akan tenang dan diam seolah tak ada sesuatu pun terjadi.”

Wanita dengan kecantikan parasnya dan kebaikan hatinya yang ia pelihara tetap mulia, ia seperti memiliki bumi dan seisinya, setiap berjalan ia seperti diikuti cahaya kebenaran. Dan ia menjaga kecantikan hati dan wajahnya dengan hijab dan jilbab, yang membuat ia lebih mulia dari Kesucian Cinta yang dijaga Langit. Wanita yang baik memberikan kehangatan bagi benih-benih cinta kasih di dalam rumahnya, membawa keluarganya dalam naungan Tuhan, saat ia berdiri di belakang shaf solat suaminya yang jadi imam, maka ia seperti malaikat berbaju putih dengan kekuatan “aaminn” yang didengar Tuhan melalui Tuhan. Hati wanita yang baik, ia menyatukan hati keluarganya dan Hati Tuhan, ia datang dan membawa keluarganya ke rumah orang-orang suci di Surga, bahkan ia kebaikan hati wanita akan menyatukan kemanisan cinta kasih, kebenaran, dan kemuliaan Surga.

Seorang wanita akan berlari laksana melewati api dan air untuk menyatakan cinta di hatinya

(William Shakespeare)

Wanita yang mulia, yang menjaga kecantikan wajah dan hatinya, ia akan terjaga hingga batu nisan tidak melukai kecantikannya ketika ia dikuburkan, pun tanah tak bisa menutupi keluhuran hatinya, ia menyempurnakan kehidupan dengan kehidupannya sendiri, dan doa seorang ibu yang baik untuk anak-anaknya itu lebih mulia dan lebih khobul ketimbang 100 kyai.

Kecantikan wanita dan ia menjaganya, ia seperti berjalan dengan Cahaya Tuhan di langit yang tanpa batas, yang dilindungi Udara Kemuliaan dari Tuhan di balik cadar, hijab dan jilbabnya, ia merawat hatinya, cintanya, keluhuran budinya, seperti ia merawat kuku-kukunya! Wanita yang baik dan lembut, mulia dan agung, sabar dan qanaah, yg senantiasa menjaga kecantikan wajah dan hatinya, adalah Kitab Cinta Keagungan yang tak ditulis dalam buku-buku, tak dijilid di perpustakaan-perpustakaan, pun tak dibagi-bagikan dalam gulung-gulungan perkamen, tapi Kebenaran itu terwujud pada hati sang wanita itu sendiri.

"Cinta, seperti kabut, bermain di atas hati bukit-bukit dan membawanya kepada ketakjuban akan keindahan"

(Rabindranath Tagore)

Para laki-laki selalu berharap kelak, suatu saat nanti, bisa melihat kalian wahai wanita. Wanita yang baik, yang mulia, qanaah, yang agung, yang amanah, yang sabar, yang ikhlas, yang rendah hati, dan ia yang menjaga kecantikan parasnya dan kecantikan wajahnya. Kalian berdiri tegak di tepian surga dengan berbaris-baris dengan hati yg menyalakan Cahaya Ilahi, seperti pohon-pohon cahaya yang bertabur Cinta ILahi, lalu setiap laki-laki baik yang lewat akan mengucapkan syukur kepada Tuhan, atas kebaikan hatimu dan Tuhan pun membalas salam para laki-laki atas kebaikan dirimu wahai kaum wanita.

"Cinta lebih besar dari diriku dan dunia ini"

(Abdul Wahab al Bayati)


Hanya kepada-Mu ya Tuhan kami semua akan kembali!

sumber : kompasiana.com

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Photobucket
Ad